Sumber: Healthline,Mayo Clinic,Healthline | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Kebiasaan mengguncang bayi meski tampak sepele ternyata dapat berakibat fatal bagi kesehatannya.
Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang.
Menurut penjelasan Healthline, sindrom ini merupakan cedera otak serius yang terjadi akibat guncangan kuat pada tubuh bayi.
Baca Juga: Lowongan Kerja Bank BTN: Peluang Karir di Sektor Perbankan
Bayi memiliki otot leher yang belum kuat serta struktur kepala yang masih rapuh. Saat diguncang, otak bayi dapat bergerak maju mundur di dalam tengkorak dan membentur dinding bagian dalam.
Benturan ini menimbulkan memar, pembengkakan, hingga pendarahan di otak. Dampaknya tidak hanya jangka pendek, tetapi juga bisa menyebabkan kerusakan otak permanen.
Selain itu, mengguncang bayi juga dapat menyebabkan cedera pada mata, tulang, bahkan saraf tulang belakang. Cedera tersebut kerap terjadi tanpa disadari karena tidak selalu menimbulkan luka luar yang terlihat.
Gejala Shaken Baby Syndrome
Mengutip dari Mayo Clinic, sindrom bayi terguncang umumnya menyerang anak berusia di bawah dua tahun. Aktivitas seperti melempar bayi ke udara saat bermain atau mengguncangnya ketika menangis bisa memicu kondisi berbahaya ini, meskipun dilakukan tanpa niat menyakiti.
Beberapa gejala yang sering muncul antara lain:
- Bayi sering rewel atau menangis berlebihan
- Sulit terjaga atau terlihat sangat lemah
- Mengalami gangguan pernapasan
- Menolak menyusu atau kehilangan selera makan
- Sering muntah tanpa sebab jelas
- Kulit tampak pucat atau kebiruan
- Mengalami kejang
- Terjadi kelumpuhan atau bahkan koma
Bersumber dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome juga dapat menimbulkan pendarahan pada retina mata, patah tulang pada lengan, tungkai, atau tulang rusuk, serta gangguan saraf motorik yang memengaruhi perkembangan anak.
Dampak Jangka Panjang yang Perlu Diwaspadai
Bayi yang selamat dari shaken baby syndrome bisa menghadapi berbagai komplikasi jangka panjang. Kondisi tersebut antara lain keterlambatan tumbuh kembang, gangguan penglihatan, masalah bicara, hingga risiko epilepsi.
Dalam kasus berat, cedera otak permanen dapat memengaruhi kemampuan belajar dan perkembangan perilaku anak hingga dewasa.
Karena itu, penting bagi orangtua dan pengasuh memahami bahwa satu guncangan saja bisa berdampak seumur hidup bagi buah hati.
Tonton: IHSG Hari ini Memerah, 10 Saham LQ45 dengan PER Terendah & Tertinggi 31 Oktober 2025
Cara Aman Menenangkan Bayi
Jika bayi menangis tanpa henti, hindari mengguncangnya. Sebaliknya, lakukan cara-cara aman berikut untuk menenangkan bayi:
- Periksa kebutuhan dasar bayi. Pastikan bayi tidak lapar, popoknya bersih, dan merasa nyaman.
- Peluk dengan lembut. Gendong bayi sambil menepuk pelan punggungnya untuk memberikan rasa aman.
- Gunakan ayunan ringan. Jika ingin mengayun, lakukan dengan perlahan tanpa hentakan.
- Tenangkan diri sendiri. Bila merasa frustrasi karena tangisan bayi tak berhenti, letakkan bayi di tempat aman dan ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri.
- Minta bantuan orang lain. Bergantian merawat bayi dapat mencegah kelelahan emosional yang bisa memicu tindakan impulsif.
Selain itu, selalu awasi bayi ketika bermain dengan anggota keluarga lain atau pengasuh. Pastikan mereka memahami bahaya mengguncang bayi dan cara memperlakukan bayi dengan aman.
Selanjutnya: Astra Agro (AALI) Raup Laba Rp 1,07 Triliun, Pacu Produksi dan Tekan Emisi Karbon
Menarik Dibaca: 8 Rekomendasi Film Animasi Hewan Untuk Tontonan Edukasi Anak dan Keluarga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













