Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Tahap negosiasi gaji merupakan momen krusial yang menentukan arah karier serta kualitas kesejahteraan seorang profesional dalam jangka panjang.
Bagi banyak kandidat, membicarakan kompensasi sering kali menjadi tantangan tersendiri karena adanya rasa canggung atau keraguan untuk memperjuangkan nilai diri secara terbuka.
Namun, mengabaikan strategi negosiasi yang tepat justru berisiko membuat peluang finansial dan pengembangan karier menjadi tidak maksimal.
Baca Juga: Buruan! Lowongan Front-End Developer Kominfo DIY Masih Dibuka
Dalam dunia korporasi, perusahaan biasanya telah menyiapkan ruang diskusi dalam penawaran awal mereka, sehingga kemampuan kandidat dalam bernegosiasi menjadi tolok ukur profesionalisme sekaligus pengakuan atas kompetensi yang dimiliki.
Melansir dari Investopedia, negosiasi yang keliru sering kali menyebabkan kandidat kehilangan potensi pendapatan tahunan dan manfaat tambahan yang seharusnya bisa diperoleh.
Memahami kesalahan umum dalam proses ini sangat penting agar hasil akhir tetap menguntungkan kedua belah pihak tanpa merusak hubungan profesional.
Kesalahan Utama dalam Negosiasi Gaji
Ketidaksiapan dalam menghadapi meja perundingan sering kali menjadi batu sandungan utama. Kurangnya riset mengenai standar industri membuat posisi tawar kandidat menjadi lemah.
Sebaliknya, kandidat yang membekali diri dengan data pasar akan terlihat lebih kredibel di mata pemberi kerja.
Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang harus dihindari saat melakukan negosiasi tawaran kerja:
- Minim Persiapan dan Riset Pasar: Masuk ke ruang negosiasi tanpa mengetahui kisaran gaji untuk posisi sejenis berdasarkan pengalaman dan wilayah kerja adalah kekeliruan fatal.
- Menganggap Negosiasi sebagai Konfrontasi: Negosiasi bukanlah ajang adu kekuatan untuk saling mengalahkan. Sikap terlalu agresif dapat merusak suasana diskusi dan memberi kesan tidak kooperatif.
- Terjebak Bias Penilaian Diri: Banyak kandidat terjebak pada satu aspek saja, misalnya hanya fokus pada gaji pokok yang besar namun mengabaikan jam kerja yang berat atau budaya kantor yang tidak sehat.
- Kegagalan Mengelola Emosi: Bereaksi secara emosional atau terlihat tersinggung saat menerima penawaran rendah dapat menutup pintu diskusi konstruktif.
- Mengabaikan Komponen Non-Gaji: Menilai tawaran hanya dari angka nominal gaji tanpa memperhitungkan tunjangan kesehatan, jaminan pensiun, dan fleksibilitas kerja akan memberikan gambaran yang bias terhadap total kompensasi.
Baca Juga: Resmi! UMP Jateng Naik 7,28%, UMK Semarang 2026 Tembus Rp3,7 Juta
Strategi Mengajukan Penawaran Balik
Langsung menerima penawaran pertama tanpa diskusi lebih lanjut sering kali membuat kandidat kehilangan nilai tambah.
Melakukan counter offer atau penawaran balik secara sopan merupakan hal yang lumrah dalam praktik bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa kandidat memahami nilai kompetensi yang ia bawa untuk perusahaan.
Dikutip dari Investopedia, perusahaan umumnya sudah memperhitungkan adanya ruang negosiasi dalam draf kontrak awal yang mereka berikan.
\Oleh karena itu, mengajukan argumen yang didasarkan pada prestasi dan kontribusi nyata di masa lalu dapat menjadi basis yang kuat untuk menaikkan nilai tawaran tersebut.
Kuncinya terletak pada pendekatan kolaboratif. Alih-alih menuntut, kandidat disarankan menggunakan kalimat yang mengundang solusi bersama, sehingga perusahaan merasa bahwa investasi yang mereka berikan sebanding dengan kualitas sumber daya manusia yang didapatkan.
Tonton: Kejagung Dalami Dugaan Keterlibatan Riza Chalid dalam Kasus Minyak Mentah
Pentingnya Etika dan Kejujuran
Dalam proses memperjuangkan kesejahteraan, aspek integritas tidak boleh dikesampingkan. Kejujuran mengenai latar belakang pengalaman dan riwayat penghasilan sebelumnya adalah fondasi utama dalam membangun kepercayaan dengan pemberi kerja baru.
Melebih-lebihkan pengalaman atau memalsukan adanya penawaran dari perusahaan lain untuk menekan pewawancara dapat merusak reputasi profesional secara permanen.
Jika kebohongan tersebut terungkap di kemudian hari, hal ini tidak hanya mengancam status pekerjaan, tetapi juga kredibilitas di jaringan industri terkait.
Pada akhirnya, negosiasi yang sukses adalah negosiasi yang menghasilkan kesepakatan win-win solution.
Kandidat mendapatkan kompensasi yang layak, sementara perusahaan mendapatkan talenta berbakat yang siap berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, Anda dapat tampil lebih percaya diri sebagai profesional yang matang dan bernilai tinggi.
Selanjutnya: Proyeksi IHSG Pekan Depan: Minim Katalis, Investor Diminta Selektif
Menarik Dibaca: Banyak Pemilik Rumah Menyesal, Ini Jenis Lantai Dapur yang Seharusnya Digunakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













